Saturday, 24 May 2014

ELEMEN EKPOSUR / EXPOSURE DALAM FOTOGRAFI


Dalam dunia fotografi terdapat istilah yang disebut eksposur iaitu sebuah proses penangkapan cahaya, yang menentukan kualiti suatu hasil foto dari segi pencahayaan. Proses ini bermula dari saat butang shutter ditekan, sehinggalah terhasilnya gambar (foto). Dan persoalan dari aspek eksposur ini adalah, apakah suatu foto dikatakan “terlalu gelap/underexposure”, “terlalu terang/overexposure” atau "pas", semua bergantung terhadap tetapan eksposure-nya. Jika istilah Foto-grafi diertikan sebagai “melukis dengan cahaya”, maka eksposur merupakan pengawalan jumlah cahaya untuk melukis lukisan tersebut.

Inti dari fotografi adalah eksposur, atau jumlah cahaya yang masuk ke dalam sensor peka cahaya yang ada dalam kamera. Disebabkan cahaya tersebutlah, foto itu terbentuk. Tugas kita sebagai seorang jurufoto adalah untuk mengendalikan jumlah cahaya yang masuk semasa mengambil foto. Bagi yang ingin menyalurkan jiwa kreatif kedalam foto-foto yang dihasilkan, pemahaman terhadap konsep eksposur adalah amat penting.

Apa itu eksposur ?


Exposure berasal dari perkataan to expose yang bererti “memaparkan”, yang secara sederhananya eksposure dapat diertikan sebagai “pemaparan” cahaya. Atau lebih spesifiknya, eksposure ialah suatu proses dan ukuran bagaimana suatu sensor cahaya atau filem terpapar cahaya pantulan suatu objek yang sedang difoto.


Jurufoto terkenal, Bryan Peterson, telah menulis sebuah buku berjudul Understanding Exposure yang mana ada diterangkan konsep eskposur secara mudah di dalamnya.

Peterson memberikan ilustrasi tentang tiga elemen yang harus diketahui untuk memahami eksposur, dia menamakan hubungan ketiga-tiganya sebagai sebuah Segitiga Fotografi. Setiap elemen dalam segitiga fotografi ini berhubungan dengan cahaya, bagaimana cahaya masuk dan berinteraksi dengan kamera.

Ada tiga elemen yang harus diketahui untuk memahami eksposur yang mana setiap elemen ini berhubungan dengan cahaya, bagaimana cahaya masuk dan berinteraksi dengan kamera untuk menghasilkan sebuah gambar (foto).

Ketiga-tiga elemen tersebut adalah :

1.ISO = ukuran seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya
2.Aperture = seberapa besar lensa terbuka saat foto diambil
3.Shutter Speed = rentang waktu “jendela’ didepan sensor kamera terbuka





Faktor-faktor ini saling berkait dan sangat mempengaruhi hasil akhir sebuah proses eksposur. Tujuan utama dari pemaparan cahaya (eksposur) adalah memberikan jumlah cahaya yang cukup untuk dipaparkan pada sensor atau filem untuk menghasilkan gambar. Hasil akhir suatu eksposur dalam erti ukuran tingkat pencahayaan pada sensor/filem, dapat dikontrol melalui penetapan ketiga-tiga faktor diatas. Lebih jelasnya, tingkat pencahayaan pada foto dapat dihasilkan dengan cara menetapkan jumlah cahaya yang masuk, atau penetapan berapa lama waktu paparan, atau penetapan sensitiviti sensor, atau melalui kombinasi ketiga-tiganya.

Apertur

Apertur adalah berkait rapat dengan lensa sesebuah kamera di mana setiap kamera mempunyai bukaan yang paling maksimum dan minimum. Bukaan apertur atau diafragma tersebut dicirikan oleh f/ atau 1:, contohnya 50mm f/1.2 yang bererti lensa tersebut mempunyai bukaan maksimum apertur f/1.2. Untuk memahami konsep apertur dengan lebih mudah, dapatlah dirungkaikan seperti penerangan di bawah ini: 

  "Semakin besar bukaan aperture (angka kecil, contoh f/1.2) semakin   banyak cahaya masuk dan semakin tipis DOF [Ruang tajam]"
"Semakin kecil bukaan aperture [angka besar f/22] semakin sedikit cahaya yang masuk dan semakin tebal DOF [Ruang tajam]"

Shutter Speed

Shutter speed sendiri adalah kecepatan  menutup dan membuka jendela di depan lensa, dari Bulb sampai 1/4000 [bergantung pada jenis kamera di mana kamera pro level mampu mencapai sehingga 1/8000],  kesannya adalah: 
"Semakin lambat shutter speed maka lensa akan terbuka lama maka semakin banyak cahaya yang masuk"
"Semakin cepat shutter speed maka lensa akan terbuka semaka semakin sedikit cahaya yang masuk"

ISO/ASA


ISO/ASA adalah tahap sensitiviti sensor terhadap cahaya, umumnya ia bermula dari ISO 100-ISO 26500 (juga bergantung pada jenis kamera), berikut merupakan cara yang mudah untuk memahami konsep ISO ini :
"Semakin rendah ISO, maka sensitiviti sensor terhadap cahaya semakin kurang"
"Semakin tinggi ISO, maka sensitiviti sensor terhadap cahaya semakin tinggi"












No comments:

Post a Comment